Pengertian Spermatogenesis

Pengertian Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus dan diatur oleh hormon Gonadtotropin dan Testosterone. Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
Beberapa saat sebelum pubertas, tali benih berongga dan menjadi tubuli seminiferi kira-kira pada saat yang sama sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonia, yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi spermatid primer. Setelah melipatgandakan DNA-nya memasuki tahap profase yang berlangsung selama 16 hari, kemudian berkembang menjadi dua spermatid sekunder. Selanjutnya mulailah pembelahan pematangan menghasilkan dua spermatid yang mengandung 23 kromosom dan DNA.
Pada spermatogenesis, spermatid mengalami serangkaian perubahan yang menghasilkan pembentukan spermatozoa. Perubahan ini adalah :
1.      Pembentukan akrosom lebih dari setengah permukaan inti
2.      Pemekatan inti
3.      Pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor
4.      Meluruhkan sebagian besar sitoplasma
Pada manusia, perubahan spermatogonium menjadi spermatozoa matang memerlukan waktu 72 hari.
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matang dari sel sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini di transpor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Spermatogenesis
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
a.  Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
b. LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.   
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

Share :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Histats

Pengikut