Bagian Organ Genital Eksternal

Bagian Organ Genital Eksternal
Organ genital pada bagian eksternal meliputi :
A. Tundum 
Mons veneris atau mons pubis adalah bagian menonjol di atas simfisis dan pada perempuan setelah pubertas ditututpi oleh rambut kemalauan. Pada perempuan umumnya batas atas rambut melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah sampai ke sekitar anus dan paha. Bagian ini terdiri dari jaringan lemak. 
Gambar 2.14. Mons Pubis (Monsveneris)
(Sumber:http://mayuragreenpeas.files.wordpress.com/2012/04/clip_image00222.jpg) 

B. Labia Mayora
Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris. Setelah perempuan melahirkan beberapa kali, labia mayora menjadi kurang menonjol dan pada usia lanjut mulai mengeriput. 

C. Labia Minora 
Labia minora (bibir- bibir kecil atau Nymphae) adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir besar. Ke depan kedua bibir kecil bertemu yang di atas klitoris membentuk preputium klitoridis. Kebelakang kedua bibir kecil juga bersatu dan membentuk Fossa navilulare. Fossa naviluare ini pada perempuan yang belum pernah bersalin tampak utuh, cekung seperti perahu. Pada perempuan yang pernah melahirkan kelihatan tebal dan tidak rata. Kulit yang meliputi bibir kecil mengandung banyak glandula sebasea ( kalenjar- kalenjar lemak) dan juga ujung- ujung saraf yang meneyebabkan bibir kecil sangat sensitif. Jaringan ikatnya mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan bibir kecil ini dapat mengembang.

D. Klitoris (Kelentit) 
Klitoris merupakan sebuah jaringan erektil kecil kira-kira sebesaar kacang hijau dimana dapat mengeras dan tegang (efektif) yang mengandung urat saraf. 

E. Vestibulum (Serambi)
Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke belakang dan dibatasi di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh labia minora dan di belakang oleh perineum (fourchette). Kurang lebih 1- 1,5 cm di bawah klitoris di temukan orifisium uretra eksternum (lubang kemih) berbentuk membujur 4 -5 mm dan tidak jarang sukar di temukan oleh karena tertutup oleh lipatan-lipatan selaput vagina. Tidak jauh dari lubang kemih, di kiri dan di kanan bawahnya, dapat dilihat dua ostia skene. Di kiri dan di kanan dekat fossa navikulare terdapat kalenjar bartolini. Kalenjar ini berukuran diameter lebih kurang 1 cm, terletak di bawah otot konstriktor kunni dan mempunyai saluran kecil panjang 1,5 – 2 cm yang bermuara di vestibulum, tidak jauh dari fossa navikulare. Pada koitus kalenjar bartholin mengeluarkan getah.

F. Himen (Selaput Dara)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina,ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letak mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada pula yang dapat dilalui satu jari. 
Menurut Frank H. Netter, MD dokter yang pernah menulis buku berjudul The Human Sexuality. Ada beberapa macam bentuk selaput dara yaitu :
1.Annular hymen, selaput melingkari lubang vagina
2. Septate hymen, selaput yang ditandai dengan lubang yang terbuka.
3. Cibriform hymen, selaput yang ditandai beberapa lubang terbuka tetapi lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak. 
4. Introitus

G. Perineum 
Perineum terletak antar vulva dan anus, panjangnya rata- rata 4 cm. Jaringan yang mendukung perineum terutama diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis. Perineum mendapat pasokan darah terutama dari arteria pudenda interna dan cabang- cabangnya. Persarafan perineum terutama oleh nervus pudendus dan cabang-cabangnya. 

Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus dan diatur oleh hormon Gonadtotropin dan Testosterone. Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron. 
Beberapa saat sebelum pubertas, tali benih berongga dan menjadi tubuli seminiferi kira-kira pada saat yang sama sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonia, yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi spermatid primer. Setelah melipatgandakan DNA-nya memasuki tahap profase yang berlangsung selama 16 hari, kemudian berkembang menjadi dua spermatid sekunder. Selanjutnya mulailah pembelahan pematangan menghasilkan dua spermatid yang mengandung 23 kromosom dan DNA.
Pada spermatogenesis, spermatid mengalami serangkaian perubahan yang menghasilkan pembentukan spermatozoa. Perubahan ini adalah : 
1. Pembentukan akrosom lebih dari setengah permukaan inti
2. Pemekatan inti
3. Pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor
4. Meluruhkan sebagian besar sitoplasma
Pada manusia, perubahan spermatogonium menjadi spermatozoa matang memerlukan waktu 72 hari. Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matang dari sel sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini di transpor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Spermatogenesis
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
a. Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
b. LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis. 
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.




Share :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Histats

Pengikut