Fungsi utama pedidikan adalah memberikan pengetahuan tentang kebenaran yang pasif dan abadi. Pengetahuan yang penting diberikan kepada peserta didik adalah mata pelajaran pendidikan umum atau general education, bukan mata pelajaran yang hanya penting sesaat atau menarik minat pada saat tertentu saja atau seketika. Mata pelajaran yang esensi adalah bahasa, sejarah, matematika, IPA, filsafat dan seni, dan 3 R ‘s; membaca, menulis, dan membimbing.
Tujuan pendidikan adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan sejarah melalui pengetahuan inti yang terakumulasi dan telah tertahan dalam kurun waktu yang lama serta merupakan suatu kehidupan yang telah teruji oleh waktu dan dikenal oleh semua orang.
Konsep pendidikan
a. Gerakan back to basics
Gerakan back to basics dimulai dipertentangan tahun 1970 adalah dorongan skala besar yang muktahir untuk menerapkan program- program esensialis disekolah-sekolah.Ahli pendidikan esensialis tidak memandang sebagai orang yang jahat, dan tidak pula memandang anak sebagai seorang yang alamiah yang baik.
Para pemikir Esensialisme pada umumnya tidak memiliki kesatuan garis karena mereka berpandangan pada filsafat yang berbeda namun, di antara mereka ada kesepakatan tentang prinsip dasar filsafat esensialisme yang berkaitan dengan pendidikan.
b. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan sejarah melalui pengetahuan inti yang terakumulasi dan telah tertahan dalam kurun waktu yang lama serta merupakan suatu kehidupan yang telah teruji oleh waktu dan dikenal oleh semua orang.
Selain merupakan warisan budaya, tujuan pendidikan esensialisme adalah ” mempersiapkan manusia untuk hidup”. Namun, hidup tersebut sangat kompleks dan luas, sehingga kebutuhan- kebutuhan untuk hidup tersebut berada di luar wewenang sekolah.
c. Kurikulum
Kurikulum esensialis menekankan pengajaran fakta-fakta : kurikulum itu kurang memiliki kesabaran dengan pendekatan- pendekatan tidak langsung yang diangkat oleh kaum progesivisme. Kurikulum esensialisme seperti halnya perenialisme, yaitu kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran.
d. Peranan sekolah dan guru
Peranan sekolah adalah memelihara dan menyampaikan warisan budaya dan sejarah pada generasi pelajar dewasa ini melalui hikmat dan pengalaman yang terakumulasi dari disiplin tradisional.
Mengenai peranan guru banyak persamaannya dengan perenialisme. Guru dianggap sebagai seseorang yang mengusai lapangan subjek khusus, dan merupakan model contoh yang sangat baik untuk yang ditiru. Guru merupakan orang yang menguasai pengetahuan dan kelas berada di bawah pengaruh dan pengawasan guru.
Penganut paham Essensialisme mengemukakan beberapa prinsip pendidikan ( Sadulloh, 2003 ), sebagai berikut :
- Pendidikan dilakukan dengan usaha keras, tidak timbul dengan sendirinya dari dalam diri peserta didik.
- Inisyatif pelaksanaan pendidikan datang dari guru bukan peserta didik. Guru berperan menjembatani antara dunia orang dewasa dengan dunia peserta didik, karena itu kendali pelaksanaan pembelajaran ada pada guru atau pendidik.
- Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan. Materi pelajaran direncanakan sepenuhnya oleh orang dewasa dan sekolah baik adalah apabila sekolah tersebut berpusat paa masyarakat ( society centered school ).
- Metode-metode tradisional yang bertautan dengan disiplin mental merupakan metode yang diutamakan dalam pendidikan di sekolah. Pengikut essensialisme mengakui bahwa problom solving atau metode pemecahan masalah ada manfaatnya, namun tidak perlu dilaksanakan dalam setiap pembelajaran, karena pengetahuan tidak selalu didasarkan atas fakta-fakta, tetapi banyak yang abstrak sehingga tidak dapat dipecahkan ke dalam masalah-masalah yang konkrit.
Tujuan akhir pendidikan adalah meningkatkan kesejahteraan atau kebahagiaan sesai dengan tuntutan demokrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar